Rabu, 19 Januari 2011

"They" come to me step by step

Ini memang cita-citaku...
Bepergian membawa ransel, selama beberapa hari ke tempat yg jauh, pedalaman, darat, laut, udara...
Walau bukan liburan..bukan 'plesiran', atau senang-senang semata..melainkan karena ada misi yang harus dituntaskan..
Aku tetap menghargai dan sangat antusias menerima dengan segala resikonya..

Aku yang bermimpi bisa mengelilingi negriku yang luas dan terhampar dari tanah sabang sampai pulau cendrawasih..
Aku yang bermimpi menjadi yang paling mengenali negriku dari poco2 sampai saman

Aku akan jalan sendiri...tidak...sepertinya tidak akan sendiri lagi..
Aku tahu aku punya "kawan seperjuangan" yang sama2 punya mimpi menjelajahi negri kami..
Dan kalau bukan karena misiku, aku pasti pergi bersamanya..

jagorawi, 19 jan 2011
otw to Sintang..Kalimantan Barat

Senin, 10 Januari 2011

Tips sukses Berbisnis Online

Belakangan ini, toko online makin marak. Selain lebih murah karena tak butuh banyak biaya, juga lebih mudah untuk dikunjungi pelanggan. Di bawah ini adalah beberapa langkah mudah untuk menjalankan usaha lewat internet.

1. Awali dengan hobi. Jenis usaha yang berasal dari hobi pasti terasa lebih mudah dilakukan. Anda pun tak akan merasa terbebani saat melakukannya. Selain itu, setidaknya Anda sudah memiliki pengetahuan mendasar tentang bisnis itu. Anda pun tak perlu membuang waktu untuk mempelajarinya. Paling-paling Anda hanya perlu mendalami, mengembangkan, atau mengenal tren terbaru dalam kaitannya dengan hobi itu.

2. Perdalam pengetahuan. Karena Anda akan menjalani usaha online, ada baiknya untuk menambah pengetahuan dalam menjalankan fungsi-fungsi internet. Ketahuilah penyedia-penyedia situs bebas biaya, sehingga Anda tak perlu mengeluarkan biaya untuk memiliki situs internet.

3. Kunjungi komunitas dunia maya. Ada banyak sekali komunitas dunia maya yang tersebar, seperti perkumpulan pencinta kain, penghobi makanan, dan lain-lainnya. Carilah yang sekiranya cocok dengan jenis usaha Anda. Setelah itu, lakukan promosi. Tak perlu malu-malu, Anda harus mau untuk memasarkan produk. Semakin banyak yang mengenal usaha Anda, semakin pula kemungkinan mendapatkan pembeli. Jalinlah komunikasi yang baik dengan orang-orang yang Anda temui di dunia maya tersebut sehingga tercipta kepercayaan. Ada satu hal yang mesti diingat saat berpromosi, ikutilah aturan-aturan yang berlaku dalam komunitas tersebut. Sekali melanggar, Anda bisa kena penalti.

4. Perbarui situs secara berkala. Sangat penting untuk memperbarui (update) situs. Bisa seminggu sekali atau dua minggu sekali. Jangan sampai sebulan sekali. Terlalu lama, maka calon pembeli bisa jadi tak tertarik untuk kembali mengunjungi situs Anda. Pasalnya, pengunjung harus terus mendapatkan tawaran dan informasi terbaru dari toko Anda. Update tak harus dalam bentuk besar-besaran. Hanya dengan menambahkan satu jenis barang baru saja sudah cukup. Setiap perubahan dalam hal detail kontak, harga, pembayaran, dan pengantaran barang mesti diinformasikan dalam situs.

5. Miliki cukup produk dan cicil foto barang. Tidak apa-apa bila memulai usaha dengan jumlah barang yang tidak terlalu banyak, namun pastikan bahwa jumlahnya cukup, setidaknya untuk 6 kali update. Sebaiknya Anda tidak menampilkan semua produk sekaligus. Disimpan agar Anda bisa terus meng-update. Cicillah foto barang-barang itu sedikit demi sedikit. Di waktu senggang, carilah produk atau kreasi baru.

6. Kreatiflah dengan foto. Karena calon pembeli tidak bisa melihat langsung barang yang Anda tawarkan, siasati hal ini dengan menampilkan foto-foto produk. Calon pembeli tidak akan terpuaskan keingintahuannya atau ia malah jadi tidak tertarik karena menganggap barangnya biasa-biasa saja. Fotolah produk dari berbagai sudut dan jarak. Sediakan versi umum dan mendetailnya supaya calon pembeli bisa mengetahui dengan pasti rupa barangnya. Hiasan yang menarik akan menambah nilai jual barang tersebut.

7. Miliki nilai plus. Anda boleh saja menjual pakaian sama seperti perempuan lain, tapi tentu usaha Anda jadi tak ada istimewanya, kan? Kalau Anda menjual pakaian khusus berukuran besar dengan motif-motif unik yang bisa membuat pemakai terlihat superlangsing dan mengantarnya ke rumah pembeli, baru bisa dikatakan usaha Anda berbeda dari kebanyakan. Temukanlah keunikan dalam setiap jenis usaha yang Anda jalankan. Pelayanan yang memuaskan juga bisa dijadikan nilai plus.

(sumber: majalah sekar)

Cara Mudah Mendapatkan Pelanggan

Banyak orang yang menganggap, memprospek pelanggan kerap diibaratkan memancing hanya dengan tongkat dan tali pancing. Begitu pancing dilempar ke sungai atau ke laut, pancingan akan menarik perhatian ikan. Namun menurut Tom Hopkins, konsultan untuk superior sales training di perusahaannya (Tom Hopkins International), yang sering dilupakan orang adalah, memilih lokasi untuk melemparkan kail tersebut, dan umpan apa yang disukai ikan.

Dalam hal memilih tempat memancing, misalnya, Anda perlu menentukan kriteria pelanggan Anda. Seorang pelanggan ideal setidaknya harus memenuhi lima kriteria berikut:

1. Usianya antara 25 dan 35 tahun
2. Menikah
3. Tinggal dalam radius 8 km dari lokasi toko Anda
4. Memiliki anak usia sekolah
5. Berkendara sejauh setidaknya 48 km setiap minggu

Menurut Hopkins, jika Anda tidak dapat menyebutkan paling tidak lima karakteristik konsumen yang ingin Anda jangkau, bisnis Anda tidak akan cepat berkembang. Untuk mendapatkan karakteristik tersebut, coba amati tiga pelanggan Anda yang utama. Apa persamaan mereka? Dari jawaban tersebut, Anda akan mengetahui karakteristik pelanggan Anda.

Setelah itu, mulailah menggambarkan pelanggan Anda. Apakah mereka remaja? Wirausahawan? Atau perempuan usia matang? Pikirkan tentang mereka sebagai kelompok pelanggan. Anda mungkin memiliki layanan yang disukai remaja, tetapi siapa yang menginvestasikan uangnya? Pasti orangtuanya. Maka Anda akan membutuhkan lebih dari satu strategi pemasaran untuk melakukan penjualan.

Setelah itu, Anda perlu mencari cara untuk menjangkau calon konsumen Anda ini. Jika Anda mengincar ibu rumah tangga, dimana Anda dapat menemukan mereka selain di sekolah? Bisa jadi di hipermarket, minimarket, tempat cuci mobil, tempat senam, atau di kedai-kedai makanan. Di tempat-tempat ini Anda bisa menempelkan poster atau flyer usaha Anda di bulletin board-nya, terutama yang lokasinya dekat dengan sekolah. Jangan lupa, perempuan adalah mahluk yang impulsif. Mereka mudah tergoda dengan brosur-brosur penawaran produk.

Bila segmen dari produk Anda adalah perempuan dengan penghasilan tinggi, dimana mereka bisa Anda temui? Apakah di restoran fine dining, di tempat-tempat pelangsingan tubuh, atau di klinik-klinik kecantikan? Tempat-tempat ini mungkin tidak memungkinkan Anda untuk sembarangan menempelkan atau membagikan brosur. Tetapi coba cari dimana biasanya terdapat papan tempat mengiklankan produk. Anda juga bisa mencoba membuat mailing list untuk orang-orang yang menjadi member di tempat pelangsingan, klinik kecantikan, atau pusat kebugaran tersebut.

Namun, cara termudah untuk mendapatkan pelanggan baru adalah dengan meminta nama-nama mereka dari pelanggan yang sudah ada. Anda hanya perlu memintanya. Anda tentu tidak bisa langsung meminta nama teman-teman dari pelanggan Anda. Tanyalah, misalnya, "Biasanya kalau lagi ke klinik sama siapa saja, Bu?" Atau, "Teman-teman Ibu sudah punya perlengkapan yang dibutuhkan untuk senam atau belum?".

Cara lain adalah dengan menawarkan diskon khusus untuk pelanggan, jika mereka mau membawa konsumen baru. Konsepnya semacam member get member. Bila mereka membawa satu pelanggan, akan mendapatkan bonus produk tertentu. Bonus akan bertambah besar bila mereka membawa pelanggan baru lebih banyak. Kunci dari pemberian bonus atau gimmick semacam ini adalah menawarkan sesuatu yang cukup bermanfaat bagi pelanggan, sehingga mereka bersedia mengajak teman untuk ikut menggunakan produk atau jasa Anda.

Anda bisa bekerjasama dengan kedai kopi atau toko buku tertentu, misalnya, untuk memberikan gift voucher bagi pelanggan. Dengan demikian, Anda juga akan mendapat balasan promosi dari pemilik bisnis yang Anda ajak kerjasama.

(sumber: kompas.com)

16 Kiat Membantu Pelanggan untuk Membeli


Siapapun suka membeli karena aktivitas yang satu ini menarik dan menyenangkan. Meski begitu, tak ada yang suka jika dibujuk, bahkan didesak, untuk membeli. Tugas wirausahawan dalam menawarkan produk atau jasa adalah membantu pembeli untuk membeli, bukan membujuknya untuk membeli. Bagaimana caranya? Michael Dalton Johnson, pendiri SalesDogs.com dalam buku 8 Rahasia Melejitkan Omzet: Dari 50 Pakar Penjualan Dunia memberikan kiatnya.

1. Jadilah emosional
Saat menawarkan produk atau jasa, nyalakan imajinasi dan pancing emosi pembeli. Berikan penekanan pada manfaat dan imbalan dari memiliki produk atau menggunakan jasa Anda. Gunakan ilustrasi verbal berwarna yang menekankan manfaat tersebut. Ungkapkan juga beberapa sejarah kasus singkat. Tunjukkan sikap yang membuat Anda disukai. Selebihnya, biarkan pembeli melakukan sebagian besar percakapan.

2. Apa yang pembeli inginkan
Biarkan prospek tahu bagaimana produk atau jasa Anda akan membantu mereka. Caranya siapkan jawaban dari Anda atas pertanyaan umum yang kerap muncul dalam diri pembeli. Pertanyaan pembeli adalah "Apa yang tersedia untuk saya?", catat pertanyaan ini dan siapkan jawabannya.

3. Hargai kecerdasan pembeli
Pembeli Anda cerdas dan layak mendapatkan penghargaan dari Anda. Jangan menghina kecerdasan prospek dengan pertanyaan mengarahkan yang bodoh seperti, "Kita semua ingin menghemat uang dan waktu, kan?" Sebaiknya katakan saja, "Produk kami akan menghemat waktu dan uang."

4. Apalah arti sebuah nama?
Hati-hati menyebut nama. Terlalu sering mengucapkan nama prospek dalam presentasi penjualan akan mengesankan berlebihan, serta tidak tulus dan meremehkan. Berusahalah menyebut nama prospek beberapa kali, dan dengan pengucapan yang benar.

5. Hindari aroma parfum menyengat
Boleh saja menggunakan parfum, namun pastikan tak membuat calon pembeli meninggalkan Anda karena terganggu penciumannya. Pembeli akan kehilangan minat jika Anda beraroma parfum, cologne, atau aftershave yang terlalu menyengat.

6. Tepat waktu tapi jangan terlalu awal
Jangan pernah datang lebih dari 10 menit sebelum jadwal bertemu dengan klien. Bersikap tepat waktu menunjukkan rasa hormat, bentuk bisnis yang bagus, dan mengawali pertemuan dengan cara yang baik.

7. Ciptakan citra yang kuat
Mengungkapkan kata-kata puitis untuk membangun citra produk atau jasa Anda sah saja. Asalkan jangan berlebihan.

8. Waspada penjahat waktu
Tak ada yang melarang Anda ngobrol santai, browsing internet hanya beberapa menit saja. Namun, bila dijumlahkan, waktu untuk bersantai ini bisa Anda manfaatkan untuk meningkatkan penjualan. Singkirkan segera penjahat waktu ini agar produktivitas meningkat.

9. Jangan menginterogasi pembeli
Pembeli yang cerdas akan menganggap terlalu banyak pertanyaan menyelidik, terutama pada tahap awal pertemuan, sebagai taktik penjualan yang berujung pada pembujukan. Jangan dudukkan pembeli di kursi interogasi. Terapkan aturan 80-20, yakni Anda 80 persen mendengarkan dan 20 persen berbicara terhadap pembeli. Banyak pertanyaan Anda yang akan terjawab bahkan sebelum Anda bertanya. Lebih banyaklah mendengar, bukan memborbardir pembeli dengan pertanyaan.

10. Memecah kecanggungan
Saat menelepon calon pembeli untuk pertama kalinya, jangan sok akrab. Perkenalkan diri Anda dan sebutkan alasan mengapa Anda meneleponnya. Dengan begitu prospek akan menghargai kejujuran dan penghargaan Anda atas waktu dan kecerdasan mereka.

11. Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan
Taktik ini biasanya dianggap prospek sebagai tindakan menghindar, sekaligus juga bisa melenyapkan kredibilitas Anda. Misalnya, jika pembeli bertanya "Kapan Anda bisa mengirimkannya?" Respons pertanyaan ini dengan rata-rata waktu pengiriman Anda. Tanyakan kembali apakah baik untuknya, kalau tidak negosiasikan dengannya. Kalau memungkinkan berikan apa yang diinginkan pembeli. Jangan pernah balik bertanya, "Kapan Anda membutuhkannya?"

12. Jaga penampilan Anda
Keterampilan berbusana rapi dan membuat Anda terlihat menarik sangat dibutuhkan dalam penjualan. Sepatu menjadi pusat perhatian pembeli terhadap penampilan Anda. Jadi bersikap kritislah terhadap penampilan Anda.

13. Berterima kasih tak perlu berlebihan
Jangan ucapkan terima kasih ketika Anda berhasil menghubungi calon pembeli, setelah beberapa kali ia tak menjawab telepon Anda. Sikap ini menunjukkan posisi Anda lebih rendah. Posisi yang lebih rendah akan mudah untuk disingkirkan.

14. Gestur memengaruhi suasana hati
Saat penjualan terasa tak berjalan mulus, tersenyumlah dan berdirilah tegak supaya Anda merasa semuanya pasti bisa diatasi. Begitupun saat menelepon pembeli, duduklah tegak dan tersenyum. Karena gestur ini membuat Anda percaya diri dan penuh dengan tujuan. Suara Anda menunjukkan kualitas diri.

15. Biarkan pembeli memimpin
Kemampuan membaca kepribadian dan gaya bicara calon pembeli adalah keahlian mutlak yang perlu Anda miliki. Modifikasi kecepatan dan gaya bicara Anda. Jika Anda berbicara dengan orang yang gemar ngobrol, lakukan obrolan ringan, bukan langsung menawarkan produk Anda. Jika prospek lebih menyukai gambaran umum dari produk atau jasa Anda, jangan bicarakan hal detail. Lakukan penyesuaian, dengan lebih dulu melatih keterampilan Anda.

16. Pembeli itu seperti kucing
Pembeli bisa menyulitkan seperti kucing yang penuh curiga, serba waspada, rewel, mandiri, dan menjaga jarak. Cara mengatasinya, jangan mengejarnya karena ia akan kabur. Jangan membujuknya karena nanti ia malah cuek. Duduk tenang dan berikan waktu kepada pembeli untuk berpikir dan memilih. Nanti ia akan mendekat kepada Anda dengan sendirinya.

(sumber: Kompas.com)

Selasa, 04 Januari 2011

Makan Bebek nem-"Plok" rasa "Pyar"

Hmm….

Tiba-tiba gw inget pernah mampir ke warung bebek goreng yang sambelnya “mak-nyoosss…”..hehehe.. Namanya Bebek “Plok Pyar”, made in Bu Luluk. Warung yang gw satronin ini terletak di Halim. Bebek ini udah dikenal sama banyak artis terutama karena terutama karena pusatnya terletak di tendean..iyaa…di depan trans tipi itu loo…Dinding bambunya penuh dengan foto-foto doski (Bu Luluk) dengan para artis, ada tora sudiro, dan…lah, yang paling gw inget die doang..parah nih..haha..ada banyak kok..dateng aja.

Rasa bebeknya emang gurih, dagingnya gak alot, dan tulangnya (kalo minta digoreng kering) bisa di-krenyes..hehehe…yang paling penting itu..sambelnya itu lhoo..hmmm…yummmyy…pedesnya nampol..emang sih porsi sambelnya lebih sedikit dibanding watung bebek biasanya, tapi boleh nambah kok, gratis..dan karena pedes juga makanya dikasih porsinya ga banyak..daripada gak abis..kan mubazir.hehehe…

Penasaran?? dateng aja deh depan trans tivi, sapa tau ketemu artisnya..hehehe…atau ke halim, deket kok..dan gak susah nyarinya. Pssstt….waktu gw makan, kebetulan ada Nurbuat n Yogi S. Memet..hehehe….tuh, di halim aja ada artis yang mampir… =)))

Kerja dari mana saja

Yang namanya kerja emang gak mesti di kantoran. Sekarang, bisa dilakukan di mana saja. Intinya sih, bisa menghasilkan uang. Hehehehe...dan itulah yang sedang aku lakukan.

KERJA DI MANA SAJA. 

Maksudnya gak hanya kerja di kantor atau di rumah. Mungkin lagi di rumah makan juga bisa, atau lagi nunggu temen sembari OL di handphone (handphone sekarang kan udah pada canggih.. hehe... ). Heran yah??

Coba liat dan baca Peluang Bisnis Online, di sana bisa dilihat-lihat maksud dari Bisnis ala Online yang sekarang ini sedang ngetop dan ngetrend.

Masih kurang yakin? Coba deh lanjutin bacanya di Kerja dari rumah, di situ keliatah den kenapa kerja ala Online itu begitu menyenangkan dan sangat amat efektif. Terutama untuk kita yang sibuk tapi tetep pingin dapet bonus penghasilan...hehehe...asik kan??

Makanya, coba aja deh. Dijamin gak nyesel. Emang sih, semuanya tergantung dari usaha kita bagaimana berbisnis dan berjejaring dengan banyak orang. Tapi, jangan khawatir, kita akan dibantu sama group sponsor yang akans elalu mendukung kita untuk dapat mencapai target penjualan dan tentunya mendapatkan bonus yang super menggiurkan.

Jangan ragu lagi yah, silahkan dibaca-baca dulu dan jelajahi kenikmatannya.

Salam,

Bisnis Online

Senin, 20 Desember 2010

Temu kangen 02-05

Waaahhh...hari ini menyenangkan...walaupun kena macet, sempet terguyur hujan (yang cuma sebentar banget), dan sedikit bingung cari parkiran, semuanya impas karena ketemu temen-temen SMA yang gokil-gokil....

Yups, hari ini aku ketemuan sama beberapa temen sedes seangkatan (2002-2005) di PIM 1, tepatnya, nongkrong di Bakmi GM. Sayangnya, kita ga bisa reserve di hari minggu, jadi mesti nunggu meja kosong yang cukup untuk 10 orang, dan aku ambil nomer antrian, 64. Aku datang jam 11.30, dan Rini sudah menungu di depan Bakmi GM, kita janjian lebih awal karena mau cari kue untuk Sista yang 4 hari lalu baru aja tambah tua...haha..akhirnya, kita ke Hero, cari ciffon cake  yang sesuai dengan budget, dan keju adalah mutlak, ditambah lilin dan korek, so....beres...


Setengah jam kemudian, Sista dateng dan "64 meja untuk 10 orang," kata mbak-mbak Bakmi GM sembari melambai-lambaikan tangan. Sempet mikir kalo kita tuh kayaknya salah milih jam, karena pas banget sama jam makan siang, alhasil ramainyaaa...pake buangeett... Tapi, toh dapet meja juga. Dan karena sudah lelah berdiri, kami langsung masuk dan duduk, pesan minum dan camilan deh, pangsit goreng yang 10 buah.

Eitss....cake tadi jangan dilupakan, karena surprise untuk sista belum terlaksana...hehehe....terus terang, kami sebenarnya lelah dan lapar menunggu teman-teman yang belum juga pada nongol. Jadi, setelah waktu menunjukkan pukul 1:50 pm, kami memutuskan untuk memulai birthday party ala kita..hehehe...yaaa, hanya tiup lilin, dan potong kue trus makan sendiri....tapi, cake itu cukup besar untuk dimakan 3 orang, jadi yang pasti memang disediakan untuk ber-10 orang nanti. Ohyaa...ada yang seru lagi..karena ternyata, aku dan rini salah ambil angka. Umur Sista kan baru 24, tapi yang kita ambil malah angka 2 dn 5, hahahaha....terpaksa deh, angka 5nya gak dipake, untungnya ada hiasan bintang sebanyak 4 buah, jadilah kita pakai 4 bintang itu untuk mewakili angka 4...yang penting tetep 24...hahaha..*maaf ya, sista....terlalu berharap dirimyu cepat tuaa...hihihihi

Dua puluh menit kemudian, Valent mengabari kalau dia sudah sampai lokasi, dan aku diminta keluar. Begitu aku keluar, aku bertemu Galih, Christian, Dimas dan Lia yang baru saja datang. Aaahhh....akhirnya, jadi juga berkumpul...hehehe...langsung ramai deh meja kami. Setelah ngumpul, kami pesan makanan. Sekali lagii...akhirnya...makaaannn... =)))

Selesai makan, kami ngobrol dan foto-foto sambil nunggu Laras dan Henry yang katanya dari tadi sudah OTW, gatau dah otw kemana...hehe.. dan Laras baru dateng sekitar jam 3. Begitu Laras dateng, kita langsung mulai acara lagi untuk tuker kado, dan karena yang bawa kado hanya aku, rini, sista, laras dan galih, jadinya dimas, lia, christian dan valent harus berinisiatif dengan barang yang ada untuk disumbangkan menjadi kado.

Untungnya aku bawa dua, jadi kurangnya hanya 3 kado aja. Dan 3 kado itu adalah kalender bakmi GM (sebenernya ini bonus dari pihak bakmi GM), korek api (ini aku dan rini yang beli untuk nyalain lilin ultahnya sista), dan gulungan tisu yang berisi uang tunai sebesar sepuluh ribu rupiah...hahahaha.....kenapa sepuluh ribu?? Karena memang aku batesin untuk kado itu maksimal seharga sepuluh ribu rupiah.

Dan, tuker kado pun dimulai. Aku sudah menyiapkan lipatan kertas yang akan diambil oleh masing-masing dari kita, dan nama di kertas itu ada nama yang akan kita kasih kado. Tapi, bukan kado kita yang akan kita kasih, melainkan kado orang lain dengan cara ketika kita mengambil kado harus tutup mata. Kebayang kan serunya?? ahahahay...udah ada yang ngincer kadonya nih.... hihihi.... Sista masih ga terima karena dia dapet korek api dari Lia karena dia ngarep coklat tobleron punya Galih....hihihihi....

Wah, sudah hampir jam 4.30 ternyata. Dan kami memutuskan untuk keluar dari bakmi GM, kasihan juga lama-lama sama petugas sana, udah mojok, rame lagii...hmm..kalo gak salah juga ya, sebelah kanan dan kiri itu udah hampi 10 kali ganti customer selama kita nongkrong di situ...atau bahkan lebih mungkin....wakakakakaka...berarti  kita lama banget di situ...

Yah, akhirnya memang harus pisah lagi...ceilee...hehehe..waktunya masing-masing deh, dan semoga ada waktu lagi mungkin beberapa tahun lagi (biar ga bosen-bosen juga) untuk kita reunian lagi...semoga juga lebih ramaiiii...wahahahaha...

Salam Sedes!!!

Kamis, 16 Desember 2010

antara aku, kamu dan kegiatanku

Aku paling sulit membagi waktu. Memang kuakui itu. Tapi, semenjak kamu mau bergabung di dalam peziarahanku, aku berharap kamu benar-benar bisa "bergabung" dengan segala waktuku. Atau, minimal mendukungku dengan segala usahaku. Tapi nyatanya, sungguh sulit bagimu memahamiku dengan berbagai aktivitas yang menumpuk di pundakku. Lalu aku bertanya-tanya, apakah kamu masih menyediakan bahumu untuk tempatku bersandar?? Ketika aku mengeluhkan semua permasalahanku untuk sekedar mencari inspirasi, bukan disalahkan karena aku memilih ini dan itu??

Senin, 13 Desember 2010

"Unstoppable": Kesetiaan dan Ketepatan

Baru saja aku menonton film "Unstoppable". Sebenarnya tidak ada rencana menonton hari itu, tapi aku dan pacarku spontan masuk ke Bioskop di Tamini Square. "Pokoknya, kalau tidak ada yang menarik ya, pulang saja," kata Adit. Aku setuju. Di sana hanya ada 3 studio, studio 1 Harry Potter, studio 2 Unstoppable dan studio 3 aku lupa judulnya, yang jelas itu film Indonesia yang bergenre horor, ada kuntilanaknya sih..hehe.. Setelah berdiskusi sebentar (kaya mau apa deh..), akhirnya kami memutuskan menonton film Unstopable yang jam 19.00, dan kurang 15 menit lagi film akan dimulai, jadi tak perlu menunggu lama, kami langsung masuk ke studio.

Berawal dari satu Kecerobohan
Film ini dibuat berdasarkan kisah nyata. Berawal dari kisah Will  (Chris Pine), lulusan sebuah pelatihan perkeretaapian 4 bulan lalu (sudah menikah dan punya anak 1, tapi sedang mengurus perceraian), bertugas untuk pertama kalinya dengan Frank (Denzel Washington) membawa kereta 1206. Pada saat yang sama, Dewey (Ethan Suplee) dengan tidak sengaja dan atas kecerobohannya mengakibatkan Kereta Api yang beberapa gerbongnya bermuatan cairan kimia berbahaya melaju cepat tanpa seorang masinis di dalamnya. di lain jalur, kereta wisata berisi puluhan anak-anak sekolah juga sedang melaju dan akan bertemu dengan kereta tak bermasinis tadi. Kereta tersebut akan menuju Stanton, artinya akan menimbulkan banyak korban di sana.

Pergulatan dan konflik terjadi di sela-sela penyelesaian masalah kereta tersebut., Connie (Rosario Dawson) dan Galvin (Kevin Dunn) bergulat soal saham perusahaan dan pekerjaan. Galvin mengancam akan memecat Connie bila tidak mengikuti apa yang diinginkannya, atau bila Connie mengambil keputusan yang tidak disetujui Galvin.

Galvin memutuskan untuk mencari sendiri jalan keluarnya dengan memasang pengungkit untuk menggelincirkan kereta tak bermasinis tadi. Sayangnya, kereta terlalu cepat dan berat untuk digelincirkan, alhasil, pengungkit yang sudah terpasang rusak begitu saja dilindas kereta api. Cara lain adalah memasang lokomotif di depannya sebagai usaha mengerem kereta tersebut, lalu menurunkan orang untukmasuk ke loko kereta tak bermasinis tadi. Sayangnya, kecepatan sulit diseimbangkan, dan orang Galvin luka parah karena terlempar, sedangkan Lokomotif tambahan tergelincir dan meledak.

Menguji Kesetiaan dan Keberanian
WIll dan Frank terus melakukan komunikasi dengan Connie, dibantu Inspector Werner (Kevin Corrigan) seorang peneliti, dan memantau jarak antara kereta 1206 dengan kereta tak bermasinis tadi. Frank dan Will  berhasil masuk jalur lintasan darurat, ketika bertemu dengan kereta tak bermasinis tersebut, sayangnya satu gerbong paling belakang terlambat masuk, sehingga hancur ditabrak kereta tadi.

Melihat hal tersebut, Frank memikirkan suatu ide yaitu, memasang lokomotofnya di belakang kereta berkecepatan 104km/jam itu. Ide gila itu belum disambut baik oleh Galvin maupun Connie, walaupun demikian, Connie mempercayakan hal tersebut kepada mereka berdua. Frank dan Will pun tak lupu dari perdebatan singkat, perihal ikut atau tidak dalam proyek berbahaya ini. Dengan pasrah namun yakin, Will menyetujui ide Frank dan ikut memantau situasi mereka dan terus berkomunikasi dengan Connie.


Dalam ketegangan itu, Frank, yang sebenarnya sudah dipecat dan hanya menghabiskan masa 30 hari kerja mulai bertanya perihal kehidupan Will. Sebelum berangkat, Frank melihat Will beberapa kali mengangkat telepon genggamnya di sela-sela kerja, memasang sambungan loko dan gerbong. Will berusaha berkonsentrasi pada situasi yang berbahaya dan permasalahan yang sedang dihadapinya. Semangat Frank membantu Will menghadapi situasi tersebut. Dengan berani Will memutuskan untuk mengambil alih aba-aba di belakang kereta sampai kereta yang ditumpanginya tersebut menyatu dengan kereta tak bermasinis tadi.

Perlu Ketepatan
Kereta menempel, dan dengan cepat Will berusaha menyambungkan kedua kereta tersebut. Sayangnya, kaki Will terjepit pengait dan hampir saja terjatuh. Para reporter terus memantau pergerakan Will dan Frank di kereta. Will berhasil menyambungnya. Frank tersenyum, tapi mereka belum selesai. Kereta masih melaju dengan cepat. Frank berusaha menariknya, tapi ternyata kekuatan loko mereka kalah cepat. Frank meminta Will mengambil alih kemudi, dan Frank nekat keluar untuk melakukan pengereman manual.

Frank loncat dari satu gerbong ke gerbong lain. Sementara Will berkonsentrasi pada tuas remnya. Kereta akan memasuki jalur belok dan menanjak, yang memungkinkan kereta akan tergelincir. Tapi dengan instruksi dari Frank, Will menarik tuas rem beberapa kali, dan membuat kereta terjaga keseimbangannya. Hanya beberapa tabung tidak berbahaya saja yang jatuh. Dan kereta masih berada di jalurnya. Akan tetapi, kereta semakin cepat melaju ketika diketahui bahwa rem lokomotif yang dibawa Will, blong.

Warga dibuat panik, begitu juga istri Will dan kedua putri Frank. Will dan Frank belum tahu harus berbuat apa lagi, sampai Ned (kepala Pengelasan) dengan truck-nya datang menyuruh Will loncat ke dalam truck. Ned membawa Will ke lokomotif kereta tak bermasinis tersebut, dan menyuruhnya meloncat.

Will loncat dan hampir terjatuh sebelum akhirnya dia berhasil masuk dan mengendalikan kereta tersebut. Kurang dari beberapa Km lagi sampai di Stanton, kereta berhenti dan semuanya bersorak. Penduduk Pensylvania berhutang budi pada Frank dan Will atas musibah yang hampir menimpa ratusan ribu penduduknya.

Kata-kata yang paling aku ingat adalah: "Ini soal ketepatan" , kata Ned kepada Will setelah kereta berhenti. Dan ketepatan itu membutuhkan betahun-tahun pengalaman. Seperti Frank yang sudah berpuluh-puluh tahun bekerja menjadi masinis paham tentang situasi kereta api, dan paham bagaimana mengatasi setiap permasalahan, tidak hanya beradasarkan teori, tapi memainkan imajinasi pikir dalam implementasi. YA, TUHAN... tidak semudah mengatakan ya atau tidak. Tapi memang butuh jawaban cepat, "ikut atau keluar".. dan ketika Will mengatakan secara tersirat, "ikut", dia melakukannya dengan sangat total.

Frank akhirnya menjadi pegawai tetap di perusahaan kereta tersebut, dan Will melanjutkan karyanya sebagai masinis muda yang ahli. Sedangkan Dewey, menjadi karyawan di restoran makanan cepat saji (jauh dari mesin). Orang Galvin yang terlempar masih hidup dan sehat sampai sekarang. Yang lainnya?? Hehehe...tulisannya cepet dan aku sudah menuju pintu exit, hanya itu yang diingat...hihihi..

So, How about we?? 
Aku masih butuh banyak pengalaman dan kesempatan untuk mencoba segala sesuatunya. Seringkali aku mendapat jawaban, "tunggu saat yang tepat", dan itu menjadi tantangan, apakah aku akan setia menghadapi semuanya sampai saat yang tepat itu tiba? Aku akan menjalani itu semua.

Selasa, 07 Desember 2010

Gua Maria Sendang Pawitra - Tawangmangu (2)

Minggu, 28 November 2010

Sesuai dengan undangan, hari ini ada Misa syukur minggu, sekaligus peletakan batu pertama pembangunan jalan salib di Gua Maria Sendang Pawitra, Tawangmangu. Aku dan Pipit sudah bersiap, sebenarnya kami sudah janji dengan Pak Narto (di tulisan sebelumnya, sudah aku jelaskan siapa dia) jam 7 pagi, tapi karena sekali lagi, kami akhirnya baru datang jam 9 karena sebelumnya kami muter-muter untuk nyari tukang pecel. Setelah beberapa gang dan tikungan dimasukin dengan dua mobil besar, ketemu juga mbok-mbok yang baru saja mau jualan pecel. Tanpa basa-basi, semua bakul diborong sama Bu Anne Avantie, plus se-mboknya. Jadi di mobil Bu Anne itu ada beliau, adiknya, anak dan sodaranya, plus 3 mboknya, dan di belakangnya sudah ngeriung 7 bakul pecel, nasi, gorengan, kerupuk, peyek dan kawan-kawannya. Hehehe...sarapan yang heboh...


Peletakan Batu
Langsung saja, ya...karena rasa-rasanya tidak cukup etis kalau mau membicarakan bagaimana kami ngumpul lesehan di tangga, dan memenuhi pintu masuk karena kami makan pecel di sana (Gak pernah ngebayangin sebelumnya, bakal nyarap lesehan bareng sama keluarga besar Anne Avantie, designer batik terkenal itu lhoo...OMG = sebenernya biasa aja sih makan pecelnya..).


Begitu datang, kami langsung menemui Pak Narto yang masih beberes terpal, tiker, dan segala macam persiapan untuk misa nanti. "Sebentar ya, mbak," katanya sambil sedikit terburu-buru. Mungkin dia juga gak sabar ingin diwawancara, hehe...gapapa pak, biar bisa dilihat sama masyarakat katolik Indonesia. Akhirnya....jam menunjukkan pukul 10.00, dan kami sudah mulai ngobrol dengan Pak Narto. Kembali pada acara Pipit bertanya, Pak Narto menjawab. Aku??? Kali ini jadi tukang moto aja.


Tidak berapa lama, Pak Naryo datang. Pak Naryo adlaah orang yang pertama kali memprakarsai dibangunnya Gua Maria Sendang ini, itu berdasarkan tulisan sejarah yang saya terima sebelum saya berangkat ke tawangmangu ini. Karena ada dua narasumber, mau tidak mau, saya ikutan bertanya. (Kok kayanya nyesel banget yah..hehehe...gak kok, biasa aja). Yah, selalu berawal dari, "Pak, gimana sih ceritanya waktu itu kok sampai merasa terpanggil untuk.....?", dan Pak Naryo pun memulai ceritanya, "Ya, dulu itu saya sedang....... kemudian saya merasa seperti mendapat......" dan bla..bla...bla...percakapan dimulai. Tidak terasa sudah jam 11 dan misa syukur sudah dimulai dipimpin oleh Romo Yohanes Suyadi, Pr dari Gereja Santa Maria Tawangmangu, kami tidak ikut misa. Merasa kurang terpanggil...(Baduuunnnggg....!!!), tapi kami tidak main kok, kami menyiapkan rencana kami selanjutnya, termasuk, kemana setelah sore nanti?? hehehe..terus terang, Makan bakso di solo masih jadi rencana yang sudah kami pikirkan sejak di Jakarta. Parah, bakso terus dimana-mana....eh, kok jadi bakso?? Kembali ke Gua...

Sebelum misa ditutup, acara puncak dimulai, yakni peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Romo Yadi, Pak Naryo, Ibu Anne Avantie dan Pak Stevan. Keempat orang tersebut berperan penting dalam proses pembangunan dan pengembangan Gua Maria dan Jalan Salib di Tawangmangu tersebut. Bergiliran mereka meletakkan batu dan ditutup dengan semen. Berlutut dan berdoa sebelum serta sesudah meletakkan batu, menjadi cara mereka menghargai anugerah yang diberikan dariNya untuk turut membantu proses tersebut. Tak terasa, air mata Bu Anne perlahan menjadi kian deras, sederas hujan yang mulai membasahi kami semua.  Setelah selesai, Romo Yadi memberkati seraya memercikkan air suci di atas batu tersebut, tepatnya di tempat yang akan menjadi perhentian kedua. (Karena, perhentian pertama batunya sudah jadi).


Selesai misa dan pemberkatan, umat diajak untuk beramah tamah. Pak Tri sebagai moderator mengajak umat untuk mendengarkan beberapa patah kata dari Romo Yadi, Bu Anne, dan pak Stevan, tentunya sembari menikmati santap siang yang sudah disiapkan oleh panitia kecil. Dalam kesempatan itu, Bu Anne mengucap syukur dan dengan memejamkan matanya, berkata, "Kalau ini memang jalanMu, bantu saya untuk mewujudkan kehendakMu." Kami semua tertegun, bukan karena keartisannya, tapi karena kekhidmatannya. Demikian pula pak Stevan, yang dengan niat luhur, hendak membangun Jalan Salib tersebut, dan karena keterbatasannya, ia berhenti, namun niatnya tersambung dengan kehadiran Bu Anne saat ini.

Setelah selesai, aku dan pipit masih harus bertemu dengan beberapa orang, yaitu umat yang katanya tidak sengaja mengikuti misa dan proses peletakan batu pertama itu. Mereka berasal dari semarang dan tertarik untuk mengikuti acara tersebut. Belum lagi, kami masih ada PR untuk berkunjung ke Susteran SND di dekat terminal tawangmangu. Maka dengan sedikit buru-buru, setelah ngobrol sebentar dengan Romo Yadi, kami pun beranjak pulang. Tapi, ada aja ceritanya si pipit ini...Sandalnya ternyata lenyap sebelah. Kenapa mesti dia ya?? Mungkin emang udah takdir ya...hehehe....yasudah, kami tetap menuju Susteran dan si pipit...nyeker, cing...hihihi...

Kami diantar oleh Mba Lala, adik dari Bunda Anne. Sampai di Susteran, kami tidak langsung bertemu suster, karena sedang ada tamu yang akan menyewa susteran untuk rekoleksi. Dan....satu setengah jam kemudian....akhirnya, kami bertemu dengan Suster Richarda, dan dengan tenangnya: "Saya tadi di kamar, tidka ada yang memberi tahu kalau kalian sudah di sini." Ya Tuhan, Suster sudah keluar saja kami sudah bersyukur..karena tamunya suster Ancel lamanya minta ampun....hehehe...

Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, akhirnya terlaksana juga wawancara kami dengan Suster Richarda dan Suster Ancel. Setengah jam yang padat, dan kami tetap terburu-buru karena sebenarnya kami sudah ditinggal rombongan Anne Avantie yang sudah kembali ke Solo satu jam lalu, dan kami masih harus bergerilya mengejar wawancara. Tapi, untungnya, susternya berbelas kasih kepada kami dengan mengantarkan kami ke hotel, bahkan mengantar kami sampai palur. Terus terang, kalau tidak karena kebaikannya, kami akan jadi anak jalanan yang bisa dibilang nyasar, karena bus dari tawangmangu ke solo sudah habis satu jam yang lalu.

Menuju Jogja
Kami sampai di Palur, dan sebelum pisah (Pipit ke tempat omnya, dan aku harus ke jogja - tetep), kami menyempatkan untuk ngebaks (ngebakso) di ruko pinggir jalan. Lumayan untuk mengurangi mual dan teler selama perjalanan (mabok in action)..hehehehe... Setelah omnya pipit datang, kami diantar dulu ke rumahnya, setelah itu aku diantar ke palur untuk menunggu bus yang ke arah jogja. Tepat pukul 7, bus yang kutunggu datang juga. Dan, "terima kasih, om sudah diantar", itu yang sempet aku ucapkan untuk omnya pipit (maaf, gatau namanya, belum sempet kenalan juga). Satu jam menjelang Jogja, hujan mengguyur dengan semangatnya yang tiada terkira, sampai akhirnya aku turun di Janti, air sudah menggenang. Untung pas di depan Indomaret, yang ada atap sempurnanya, jadi bisa menyelamatkan diri dengan suksesd ari guyuran hujan, walaupun yang di bawah terendam.

Sepuluh menit kemudian, Om Tono, Tante Nur, Tito dan Timmy (ya ampun, ini sekeluarga) datang menjemput dengan Avansanya. Berasa tamu agung deh...hehehe...(*lebay). Kami tidak langsung pulang karena perut lapar, dan KFC, andalannya dua lelaki kecil (timi dan tito) menjadi tempat tujuan kami. Dalam waktu sekejap, kami dengna lahap menyantap semua yang menghadap..hap..hap..hap..dan kenyang serta kantuk menyergap. Sepertinya aku akan tidur nyenyak malam ini.

Benar saja, begitu sampai rumah, dengan tidak sabar aku segera mandi karena badan sudah lengket keringat dan air hujan (untung tanpa air mata). Segarnya (dinginnnyaaa...), dan kantuk makin menjadi. Tanpa kompromi ini dan itu, aku langsung mapan turu di kamar depan (kamar tito n timi). Mak lep.... dan aku tidka sadarkan diri.

Aku mengakhiri perjalananku di Ambarukmo, komplek Polri blok E3 rumah ketiga sebelah kiri berpagar putih, di kamar depan dengan kipas angin kecil tapi membuatku sedikit menggigil.

Salam jumpa dari Jogja.